Wednesday, February 3, 2010

Gdynia

Bersama para senior EMQAL (dari kanan setelah saya : Anu, Moosa, Ate Rufie dan Dai Teeka) menentang angin dan hujan salju menuju tempat terdingin di Tricity yaitu Gynia (Poland bagian utara). Masih terasa aneh saat melihat lautan yang membeku dengan balok-balok es yang mengapung di atasnya. Tetapi sepertinya hanya kami yang menikmati pemandangan ini sebab tak terlihat ada pengunjung lain yang datang (^o^)"

Turun dari tram menuju Port memerlukan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke pantai. Terlihat banyak burung2 terbang bebas dan bebek yang berenang di pinggirnya. Mereka masih saja aktif beraktivitas di dinginnya musim ini. Namun, lain halnya dengan sekumpulan kapal yang teronggok beristirahat dengan tenang di tambatannya menunggu musim dingin ini berakhir.

Suhu di Gdynia yang sangat dingin membuat sulit untuk melanjutkan perjalanan mengelilingi Port karena kaki menjadi keram dan mati rasa. Akhirnya kedai kopi dan teh menjadi tempat bernaung sementara untuk menghangatkan badan.


Sekedar membandingkan, untuk secangkir kopi kecil disini dihargai 13 zloty atau sekitar 45 ribu rupiah (>>> bisa jadi 9 gelas yaaa klo beli di Indonesia (^o^)..

Tuesday, February 2, 2010

Shopping

Tempat favorit belanja di sini adalah di Carrefour karena bisa membuat hati merasa di tanah air sebab biasanya belanja tuk kebutuhan bulanan di situ bersama suami tercinta. Bentuknya sih mirip2 ma Carrefour di Bekasi (yaah semua toko dimana-mana juga sama saja yaa.. selalu ada barang2 di display di rak beserta harganya). Sayangnya belum sempat mengambil banyak gambar saat belanja di sana. Foto-foto yang sedang dipajang di halaman ini dari sebuah toko yang mirip Carrefour dengan nama Polish banget. Tidak ingat nama tepatnya yang pasti tidak ada di indonesia deh.

Sebenarnya banyak di jual sayuran segar namun tidak mengerti jenis dan cara masaknya. Sayuran yang lazim dikonsumsi di Indonesia seperti kangkung, bayam dan daun ketela tidak bisa di temukan di rak displaynya.

Ada lagi yang sangat berbeda dengan swalayan di Indonesia adalah potongan paha babi berwarna merah tua lengkap ma kakinya terpajang manis di etalasi kaca berdekatan dengan bermacam-macam daging yang tidak tahu identitasnya (sebab semua bertuliskan Polish). Karena engga mengkonsumsi daging ini, alhasil hanya membeli ikan dan udang yang dipacking di plastik saja.


Oya, disini digalakkan untuk tidak menggunakan plastik secara berlebihan sehingga semua toko tidak memberikan plastik kepada konsumen secara percuma melainkan harus membelinya. Apabila ingin irit, konsumen harus membawa kembali plastik yang sudah pernah di beli atau membawa kantong sendiri. Mungkin mirip di Makro ya di Indonesia, hanya saja kantong plastik di makro besar dan tebal sedangkan di sini tipis namun tidak gampang robek. Let's Go Green!!!

Monday, February 1, 2010

Vietnam Restaurant

Setelah makan pagi dan makan siang di kantin kampus dengan menu roti melulu akhirnya dapat merasakan makanan yang lebih cocok di lidah. Di perjalan pulang dari kampus ke dormitory ternyata ada sebuah restauran oriental ala Vietnam yang menyelip diantara flat dan bangunan yang tinggi. Restoran ini tidak besar bahkan bisa dikatakan sempit hanya terdiri dari beberapa tempat duduk saja. Meskipun demikian, tempat ini sepertinya akan menjadi tempat favorit menimbun makanan di perut agar bisa bertahan hidup di Gdansk (n_n)"

Menu yang disajikan semuanya dalam bahasa Polish.. Tidak banyak mengerti bahasanya karena ketingalan kelas Polish "survival" jadi belajar sedikit-sedikit dengan pertolongan Google Translator Polish-English.. Tetap harus berhati-hati memilih menu sebab disini banyak menggunakan daging babi sebagai menu makannya. Sehingga selalu memilih menu kurczak yang artinya "ayam" dan jangan pilih menu wieprzowina alias daging babi.

Grace memesan menu Obiad Tylko yang berisi sayap ayam goreng, tumis daging ayam tanpa tulang, dan entahlah sesuatu seperti kroket kering dilengkapi dengan salad. Sedangkan saya memesan Kurczak Nam King yang merupakan so'on goreng dengan tumisan potongan daging ayam kecil-kecil (menu-menu yang dipilih lihat di gambar (^o^) yaa)

Karena tumben mendapati makanan yang berbumbu dengan nasi, semua menu habis manis disantap b
ak orang kelaparan (n_n)*.. Tapi gawatnya kebiasaan mengantuk di kala kenyang terbawa jga sampai disini sehingga begitu sampai di dormitory tertidur lelap.. Zzzz Zzzz Zzz

Sunday, January 31, 2010

GUT Campuss

Sambil mengantar senior EMQAL dari Filipin (Rufie) mengitari kampus untuk mengenang masa-masa kuliahnya dahulu, saya ikutan nebeng berfoto di depan gedung utama kampus Gdansk University of Technology.

Fakultas kimia yang akan menjadi rumah ketiga saya (tentunya setelah rumah di Indonesia dan dorm di Gdansk) ada di sebelahnya. Bentuk dan warnanya mirip gedung utama. Umumnya gedung2 kuliah disini semuanya seperti musium dan kastil dengan pintu dan jendela yang sangat besar.

Dari dormitory, saya harus jalan kali selama 20 menit dan akan sulit jika sedang turun salju lebat karena jalanan tertutup salju tebal. Belum lagi apabila ada es yang mencair sering bikin kepeleset. Makanya wajib beli boot baru sebab boot yang beli di Jakarta tempo hari ga mempan sama sekali untuk dipakai di sini. Kaki menjadi keram dan tidak bergerak apabila kedinginan.

Di dalam gedung ini ada perpustakaan pusat dan kantin. Belum tahu banyak karena belum menjelajah semua ruangan di dalamnya. Sangat membingungkan karena setiap ruang dan koridor seperti sama semua. Jika tdk bersama teman bisa2 kesasar.

Ruang kuliah untuk program EMQAL di desain spesial karena ada di sebuah ruangan dengan atap kaca sehingga bisa melihat salju yang turun ataupun melihat langit jika hari cerah.

Salam hangat dari Gdansk untuk keluargaku tersayang di Indonesia. I Miz U All..